Yesus Dijatuhi Hukuman Mati

Yesus Dijatuhi Hukuman Mati

Fajar hari, Kayafas memerintahkan mereka untuk membawa-Ku ke hadapan Pilatus agar ia dapat memaklumkan hukuman mati. Pilatus mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada-Ku dengan harapan mendapati suatu alasan untuk menjatuhkan hukuman atas-Ku, tetapi pada saat yang bersamaan hati nuraninya menyiksanya dan ia merasakan ketakutan yang hebat atas ketidakadilan yang akan ia lakukan. Akhirnya, ia menemukan suatu cara untuk mengabaikan-Ku dan memerintahkan agar Aku dibawa ke hadapan Herodes.

Dalam Pilatus secara tepat diwakili jiwa-jiwa yang merasakan gerakan rahmat dan, pada saat yang sama, hawa nafsu mereka sendiri yang didominasi oleh gila hormat dan dibutakan oleh cinta diri, dan yang membiarkan rahmat berlalu karena takut ditertawakan.

Aku tidak menjawab satu pun dari pertanyaan-pertanyaan Pilatus. Tetapi kala ia bertanya: “Engkau inikah Raja Orang Yahudi?”, maka dengan tegas dan penuh wibawa Aku menjawab: “Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah Raja, tetapi kerajaan-Ku bukan dari dunia ini….” Dengan kata-kata ini Aku hendak mengajarkan kepada banyak jiwa bagaimana, ketika mereka dihadapkan pada kesempatan untuk menanggung sengsara atau penghinaan yang dapat dengan mudah dihindarkan, hendaknyalah mereka menjawab dengan keluhuran budi: “Kerajaanku bukan dari dunia ini….” Demikianlah, Aku tak mencari pujian manusia. Rumah-Ku bukanlah dari dunia ini, tetapi Aku akan beristirahat di rumah-Ku yang sebenarnya. Sekarang Aku berbesar hati untuk menunaikan kewajiban-Ku tanpa mempedulikan pemikiran dunia. Yang menjadi masalah bukanlah sanjungan mereka, melainkan mengikuti suara rahmat yang mengenyahkan daya pikat kodrati. Jika Aku tak dapat menaklukkannya seorang diri, Aku akan memohon kekuatan dan dukungan sebab, pada banyak kesempatan, hawa nafsu dan kebanggaan diri yang berlebihan membutakan jiwa serta mendorongnya untuk bertindak keliru.

Para algojo yang menghancur-remukkan Tubuh-Ku bukanlah sepuluh ataupun duapuluh. Ada banyak sekali tangan-tangan yang menyakiti Tubuh-Ku; menyambut Komuni di tangan – karya sakrilegi Setan!

Bagaimanakah mereka dapat merenungkan Aku dalam samudera sengsara dan kepahitan ini tanpa hati mereka digerakkan oleh belas kasihan? Tetapi bukanlah para algojo yang harus menghibur-Ku melainkan kalian, jiwa-jiwa terpilih, agar sengsara-Ku dapat diringankan. Renungkanlah luka-luka-Ku dan lihat apakah ada seorang yang menanggung sengsara sebanyak yang Aku tanggung, demi menunjukkan kasihnya kepadamu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *