Yesus Dijebloskan Ke Dalam Penjara

Yesus Dijebloskan Ke Dalam Penjara

Marilah kita melanjutkan kisah yang menyakitkan ini, yang akan engkau hantarkan ke sebanyak mungkin jiwa. Aku akan menerangi engkau dalam cara dengan mana hal itu akan dilakukan.

Ketika para prajurit menggiring-Ku sebagai tahanan, Petrus setengah bersembunyi di salah satu serambi terbuka di antara khalayak ramai. Tatapan mata kami bertemu; matanya menyiratkan kebingungan; hanya sepersekian detik, namun Aku mengatakan begitu banyak hal kepadanya!… Aku melihatnya menangis pilu karena dosanya dan dengan Hati-Ku, Aku berkata kepadanya: “Musuh berusaha menguasaimu, tetapi Aku tidak meninggalkan engkau. Aku tahu bahwa hatimu tidak menyangkal Aku. Bersiaplah untuk pertempuran yang akan datang, untuk pertempuran-pertempuran baru melawan kegelapan rohani dan persiapkanlah dirimu untuk menyampaikan kabar gembira. Selamat tinggal, Petrus.”

Berapa banyak kali Aku menatap ke dalam jiwa yang berdosa, tetapi adakah ia menatap-Ku juga? Tidak selalu tatapan mata kami bertemu. Berapa banyak kali Aku melayangkan pandangan kepada jiwa dan jiwa tidak melihat-Ku; ia tidak melihat Aku; ia buta…. Aku memanggilnya dengan namanya dan ia tiada menjawab Aku. Aku mengiriminya duka, derita, agar ia terbangun dari tidurnya, tetapi jiwa tak hendak bangun.

Jiwa-jiwa terkasih, jika kalian tidak menatap Surga, kalian akan hidup sebagai makhluk-makhluk yang tanpa tujuan. Angkatlah kepalamu dan renungkanlah Rumah yang menanti kalian. Carilah Tuhan-mu dan engkau akan senantiasa mendapati-Nya dengan mata-Nya tertuju kepadamu, dan dalam tatapan-Nya engkau akan mendapati damai dan hidup.

Renungkanlah Aku dalam penjara, di mana Aku melewatkan sebagian besar malam itu. Prajurit-prajurit datang untuk menghinakan-Ku dengan kata-kata dan perbuatan, mendorong-Ku, memukul-Ku, memperolok keadaan-Ku sebagai manusia.

Menjelang fajar, sesudah bosan mempermainkan-Ku, mereka menginggalkan-Ku seorang diri dalam keadaan terbelenggu dalam ruangan yang gelap, pengap dan berbau busuk, penuh tikus. Aku dibelenggu sedemikian rupa hingga Aku harus berdiri atau duduk di atas sebuah batu karang yang runcing yang mereka berikan kepada-Ku sebagai tempat duduk. Tubuh-Ku yang sakit segera kaku kedinginan. Aku terkenang akan beribu-ribu kali BundaKu membalut Tubuh-Ku, menyelimuti-Ku, kala Aku kedinginan … dan Aku menangis.

Sekarang marilah kita memperbandingkan Sanctuarium dengan penjara dan, di atas segalanya, dengan hati manusia. Dalam penjara, Aku melewatkan satu malam… berapa banyak malam yang Aku lewatkan dalam Sanctuarium?

Dalam penjara, prajurit-prajurit yang adalah para musuh-Ku menganiaya Aku; tetapi dalam Sanctuarium, Aku diperlakukan dengan buruk dan dihinakan oleh jiwa-jiwa yang memanggil-Ku Bapa. Dalam penjara Aku kedinginan, mengantuk, lapar, malu, sedih, kesakitan, kesepian dan ditinggalkan. Aku dapat melihat, dengan berlalunya waktu, betapa di begitu banyak Sanctuarium Aku dibiarkan tanpa mantol kasih. Begitu banyak hati yang dingin diperuntukkan bagi-Ku bagai batu karang dalam penjara!

Begitu banyak kali Aku dahaga akan kasih, dahaga akan jiwa-jiwa! Begitu banyak hari-hari Aku lewatkan dalam menantikan suatu jiwa untuk mengunjungi-Ku, menyambut-Ku dalam hatinya, sebab Aku telah melewatkan sepanjang malam sendirian dan memikirkan jiwa guna melegakan dahaga-Ku! Begitu banyak kali Aku lapar akan jiwa-jiwa-Ku, akan kesetiaan mereka, akan kemurahan hati mereka!

Adakah mereka tahu bagaimana meredakan kerinduan ini? Apabila mereka harus mengalami suatu penderitaan, adakah mereka tahu mengatakan kepada-Ku: “Ini akan membantu meringankan dukacita-Mu, bersama-Mu dalam kesendirian-Mu”? Dan, oh! Jika setidak-tidaknya bersatu dengan-Ku dan sepanjang engkau menghibur Hati-Ku, engkau akan menanggung segala penderitaanmu dalam damai dan engkau akan dikuatkan.

Di penjara Aku merasa malu ketika Aku mendengar kata-kata ngeri yang diucapkan mengenai Aku, dan rasa malu yang sama muncul ketika di kemudian hari Aku mendapati kata-kata yang sama itu diucapkan kembali oleh jiwa-jiwa terkasih.

Ketika tangan-tangan yang kotor dan keji itu menampar wajah-Ku dan menghajar-Ku, Aku melihat bagaimana begitu banyak kali Aku akan ditampar dan dihajar oleh begitu banyak jiwa yang, tanpa menyucikan diri mereka dari dosa, tanpa membersihkan bait mereka dengan pengakuan dosa yang baik, menyambut-Ku dalam hati mereka. Dosa-dosa tetap itu akan terus-menerus menghajar-Ku.

Ketika mereka hendak membuat-Ku bangkit dengan mendorong-Ku, sebab kehabisan tenaga dan sebab rantai yang membelenggu-Ku, Aku jatuh ke tanah. Aku melihat bagaimana begitu banyak jiwa-jiwa, yang membelenggu-Ku dengan rantai-rantai tidak tahu terima kasih, membiarkan-Ku jatuh di atas bebatuan, mempermalukan-Ku lagi dan memperpanjang kesebatangkaraan-Ku.

Jiwa-jiwa terpilih, renungkanlah Mempelai kalian yang dalam penjara. Renungkanlah Aku pada malam penuh sengsara ini dan renungkanlah bahwa sengsara ini diperpanjang dalam kesendirian-Ku di begitu banyak Sanctuarium, dalam keacuhan begitu banyak jiwa.

Jika engkau hendak memberikan bukti kasihmu kepada-Ku, bukalah hatimu agar Aku dapat menjadikannya penjara-Ku. Belenggulah Aku dengan rantai kasihmu. Balutlah Aku dengan kelembutanmu, berilah Aku makan dengan kebaikanmu. Legakanlah dahaga-Ku dengan semangat kasihmu. Hiburlah duka-Ku dan kesendirian-Ku dengan penyertaanmu yang setia. Lenyapkanlah aib-Ku dengan kemurnian dan ketulusan niatmu.

Jika engkau ingin Aku beristirahat dalam engkau, hindarkanlah pergolakan hasratmu, dan dalam keheningan jiwamu, Aku akan tidur dalam damai.

Sekali waktu engkau akan mendengar suara-Ku yang lemah lembut berkata kepadamu: Mempelai-Ku, sekarang setelah engkau menjadi tempat peristirahatan-Ku, Aku akan menjadi milikmu sepanjang kekekalan masa. Kepadamu, yang menyediakan bagi-Ku penjara hatimu dengan begitu banyak kasih dan bakti, Aku berjanji bahwa ganjaran-Ku tiada akan berbatas, dan kurban-kurban yang engkau lakukan bagi-Ku sepanjang hidupmu tidak akan membebanimu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *